Senin, 30 November 2009

VISI Advance Outbond

Siswa VISI (Veterinary Integrity and Skill Improvement) merupakan sumberdaya manusia kedokteran hewan yang sedang ditingkatkan kualitas dirinya, baik secara individual maupun kelompok, melalui pelatihan-pelatihan yang mengembangkan karakter kepemimpinan dan pengetahuan keprofesian menuju terciptanya generasi madani kedokteran hewan yang lebih profesional dan unggul dalam kompetensinya. Pelatihan-pelatihan VISI tidak hanya dilakukan di dalam ruangan (indoor) tetapi juga di luar ruangan (outdoor), seperti halnya kunjungan lapang dan outbound. Setelah melalui berbagai pelatihan sejak bulan Mei sampai Oktober 2009, akhirnya pada 29 November 2009 VISI sampai pada agenda pelatihannya yang terakhir tahun ini, yaitu “VISI Advance Outbound”.
Pelatihan dengan media alam terbuka, dalam hal ini adalah outbound, saat ini sedang berkembang karena telah terbukti dapat mengubah pola pikir (reengineering of mind set) manusia, antara lain mengenai pengenalan diri dan lingkungan, jiwa kepemimpinan, hubungan antarmanusia, dan akhirnya adalah terbentuknya tim yang solid. Pelatihan alam terbuka menuntut peserta mencoba keberanian untuk meninggalkan teori-teori, lepas dari ruang dan batasan-batasan formal yang seringkali menghambat kreativitas dan menutup jalan untuk membuka diri bagi suatu perubahan.
Kali ini Manajemen VISI bekerjasama dengan GALAXY Learning Center, sebuah lembaga bidang pengembangan sumberdaya manusia yang memfasilitasi suatu program-program pelatihan yang menitikberatkan pada personal development dan team development. Pengembangan yang dilakukan berupa pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan moral.
Dalam pelaksanaannya, siswa VISI dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan perempuan. Masing-masing kelompok melakukan permainan-permainan seru antara lain; Fun Games, Water Control, Nine Box, Two Lines Bridge, Balance Beam, dan Electric Box. Ada lima tujuan besar yang ingin dicapai secara kolektif melalui permainan-permainan ini, yaitu; 1)Membangun integritas, 2)Membangun kebersamaan, 3)Mengembangkan kreativitas, 4)Meningkatkan transparasi/keterbukaan/kejujuran, dan 5)Membangun kepemimpinan.
Perkembangan IMAKAHI sebagai sebuah organisasi sangat tergantung pada sistem yang dipakai dan kualitas sumber daya manusianya (kondisi dan karakter setiap individu yang terlibat didalamnya). Sebaik apapun sistem yang dimiliki tanpa kualitas SDM yang baik maka organisasi tersebut akan mengalami hambatan untuk maju. Bagaimana pola pikir, perilaku dan kerjasama yang terjadi dalam sebuah tim sangat memegang peranan dalam pembentukan efektifitas dan performa organisasi tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah manajemen yang dapat memfasilitasi kebersamaan diantara para individu agar dapat berinteraksi dan bersinergi sehingga kebersamaan tersebut dapat menjadi sumberdaya yang memiliki potensi yang berkekuatan sangat besar.

Selasa, 10 November 2009

Berbagi dari Praktikum Kastrasi, Semoga Bermanfaat.





OPERASI
Sebelum operasi, dilakukan pemeriksaan fisik (PE) terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi normal hewan yang akan dioperasi. Hasil pemeriksaan PE dicatat pada tabel protokol bedah. Setelah itu hewan diberi premedikasi berupa atropin dengan rute subcutan 10 menit sebelum diberikan anastesi umum. Selanjutnya anastetikum campuran xylazine dan ketamine diberikan dengan cara injeksi intramuscular.
Kucing yang sudah dibius dan dicukur pada area yang akan dioperasi diposisikan di atas meja operasi. Proses penyayatan kulit dilakukan dengan hati-hati menggunakan silet operasi khusus(blade) yang sangat tajam, sayatan + 1 cm. Metode yang digunakan adalah kastrasi terbuka, sehingga dilakukan penyayatan pada scrotum, tunika dartos, dan tunica vaginalis. Setelah terlihat, testis ditarik keluar, lalu salurannya diikat dengan benang. Agar kuat, sebelum diikat benang difiksir dengan menggunakan jarum dan sedikit dikaitkan pada saluran testis. Kemudian saluran yang telah terikat tadi dipotong dengan gunting. Setelah testis berhasil diangkat, diberikan antibiotik penicillin secara topikal dan dilakukan penjahitan pada area yang terbuka tadi dengan menggunakan benang cat gut 1-3 jahitan. Antibiotik Oxytetrasiklin disuntikkan dengan rute intramuskular. dosis Oxytetrasiklin yang diberikan adalah 14 mg/ kg BB.
Bekas jahitan dibersihkan dari darah sehingga meminimalisasi terjadinya infeksi oleh bakteri. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida, selanjutnya bekas jahitan diteteskan povidone iodine.

PEMBAHASAN
Kastrasi dalam bahasa kedokteran sering disebut sengan neuter atau orchidektomi. Orchidektomi merupakan sebuah prosedur operasi/ bedah dengan tujuan membuang testis hewan. Kastrasi ini dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar (terbius umum).
Kucing yang akan dikebiri harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar kucing dikastrasi ketika berumur sekitar 5-8 bulan. Para ahli perilaku hewan menyarankan melakukan kastrasi pada kucing sebelum memasuki masa puber, karena dapat mencegah munculnya sifat/ perilaku kucing yang tidak dinginkan. Kucing yang dikastrasi pada praktikum ini berumur 7 bulan, sehingga masih dalam kriteria cocok atau ideal untuk dilakukannya kastrasi. Beberapa organisasi yang peduli dengan overpopulasi kucing di Amerika bahkan melakukan kastrasi lebih awal pada kucing. Kucing-kucing tersebut telah dikastrasi pada umur 6 - 14 minggu. Kastrasi tidak mempengaruhi pertumbuhan badan kucing-kucing tersebut. Secara umum tindak kastrasi justru meningkatkan berat badan kucing atau cenderung menyebabkan obesitas, hal ini dapat dilihat dalam jangka panjang yang tidak dapat diamati dalam waktu 5 hari post operasi. Kegemukan atau obesitas ini terjadi karena adanya perubahan metabolisme hormon setelah kastrasi yang menyebabkan kucing tidak lagi agresif dan lebih suka diam/ tidur. Sehingga akibat yang sering terjadi setelah kastrasi adalah kegendutan/ obesitas. Masalah ini bisa dicegah dengan mengontrol diet dan sering mengajak kucing bermain. Bermain dengan kucing menyebabkan kucing bergerak lebih banyak dan membakar cadangan lemak yang berlebih.
Metode kastrasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah kastrasi terbuka. Kastrasi terbuka artinya melakukan tindak bedah(kastrasi) dengan menyayat seluruh lapisan, mulai dari kulit/ scrotum, sampai tunika dartos dan tunika vaginalis, hewan berada di bawah pengaruh anastesi. Penambahan anastesi terjadi 1 kali karena kucing terbangun di pertengahan operasi.
Pada kastrasi terbuka akan memperlihatkan adanya pembuluh darah-pembuluh darah testis dan kemudian diikat, dipisahkan dari duktus deferren. Metode kastrasi terbuka digunakan karena dinilai lebih aman untuk dilakukan, dibandingkan dengan metode yang tertutup. Metode kastrasi tertutup memiliki kemungkinan untuk lepasnya ikatan lebih besar sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya pendarahan. Monitoring post operasi juga menunjukkan hal yang tidak bersifat merugikan ataupun berakibat buruk baik dari segi pernafasan, sirkulasi darah (jantung), dan temperatur selama 5 hari.
Banyak keuntungan dari melakukan tindak kastrasi kucing jantan lebih awal (sebelum masa puber). Risiko timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan hormon testosteron yang dihasilkan testis dapat diperkecil dengan tindakan kastrasi. Testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis, hormon ini mempengaruhi banyak pola-pola perilaku pada kucing jantan termasuk perilaku agresif, sehingga kastrasi juga dapat membuat berkurangnya sifat/perilaku agresif ini dan membuat kucing cenderung lebih manja.
Beberapa keuntungan lainnya yaitu kastrasi mencegah kelahiran anak kucing yang tidak diinginkan. Selain menjaga populasi kucing tetap terkendalikan, tindakan ini juga memungkinkan pemilik kucing bisa merawat kucing-kucingnya dengan maksimal.
Aspinall (2006) juga menyatakan bahwa indikasi dari kastrasi bervariasi. Biasanya untuk mencegah beranak dan mengembara atau untuk mencegah perilaku jantan yang agresif.
Kucing betina yang sedang birahi mengeluarkan feromon yang dapat menyebar melalui udara. Feromon ini dapat mencapai daerah yang cukup jauh. Kucing jantan dapat mengetahui dimana letak kucing betina yang sedang birahi melalui feromon ini, lalu kemudian mencari dan mendatangi sang betina meskipun jaraknya cukup jauh. Kucing jantan yang telah dikastrasi cenderung tidak bereaksi terhadap feromon ini dan lebih suka diam di dalam rumah
Keuntungan lain dilakukannya tindak kastrasi yaitu jarangnya kucing terluka akibat berkelahi dengan kucing lain. Semakin jarang terluka semakin kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang dapat menular melalui luka/ kontak. Beberapa kucing dikastrasi karena mempunyai/membawa cacat genetik. Diharapkan kucing-kucing cacat tersebut tidak dapat lagi berkembang biak, sehingga jumlah kucing-kucing cacat dapat dikurangi.
Banyak sekali penyakit klinis pada alat kelamin jantan yang dapat diatasi dengan tindak kastrasi. Beberapa diantaranya adalah tumor scrotum, edema scrotum, monorchid, cryptorchid, orchitis, epididimitis, prostatitis, phimosis, paraphimosis, veneric sarcoma, dll.
Menurut Slatter (2003), treatment yang bisa dilakukan untuk mengurangi ukuran prostat untuk meringankan gejala pada obstruksi saluran pelvis antara lain yang disarankan adalah kastrasi. Involusi permanen dari prostat dan mengobati gejala klinis yang terjadi dalam 2 atau 3 minggu. Hewan-hewan yang dikastrasi mungkin perlu dipertimbangkan pemberian terapi androgen atau estrogen.

DAFTAR PUSTAKA
Aspinal, Victoria. 2006. The Complete Textbook of Veterinary Nursing. Butterworth Heinemann: ELSEVIER.
Melches, Susanne, et al.2007. Castration of lamb: A welfare comparison of different castration techniques in lambs over 10 week of age. The Veterinary Journal. ELSEVIER.
Micol, D, et al. 2009. Effect of Age Castration on Animal Performance, Muscle Characteristics and Meat Quality Traits in 26-month-old Charolais Streers. Livestock Science. ELSEVIER
Price, J, et al.2005. Current Practice Relating to Equine Castration in the UK. Research in Veterinary Science. ELSEVIER.
Slatter, DH. 2003. Textbook of Animal Surgery. Philadelpia: WB Saunders.
http://www.kucingkita.com/modules.php?name=Sections&op=viewarticle&artid=129

Jumat, 06 November 2009

Pidato Anak Usia 12 Tahun bikin Forum PBB terdiam

Today at 6:02pm
source : http://julianie.multiply.com/journal/item/126/Pidato_Anak_Usia_12_Tahun_Bikin_forum_PBB_Terdiam



Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah Sebuah kelompok kecil anak" yg mendedikasikan diri Untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah" lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Seveern yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang" terkemuka yg berdiri dan memberikan Tepuk Tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (sumber The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization

Kami Adalah Kelompok dari kanada yg terdiri dari anak" berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat Perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak" yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang" yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitat nya. kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan"nya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang" dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang" liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu". tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal" tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah" kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahan nya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahan nya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan Hutan-Hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir..
Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya.
TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah deligasi negara-negara anda. Pengusaha, Anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenernya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki" dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya Hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di Negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. walaupun begitu tetap saja negara" di utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak" yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya , dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak" jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal . dan Cinta dan Kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak" tersebut berusia sama dengan saya , bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak" yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah Seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua Uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain.
Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan.
Tidak menyakiti makhluk hidup lain, Berbagi dan tidak tamak..

Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarakan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri Konfrensi ini. mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak" anda semua , Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak" mereka dengan mengatakan " Semuanya akan baik-baik saja ". 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan' dan ' ini bukanlah akhir dari segalanya'

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua?
Ayah saya selalu berkata ' kamu akan selalu dikenang karena perbuatan mu bukan oleh kata" mu '

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.

Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata" tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh Orang" penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya, setelah pidato nya selesai serempak seluruh Orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.

dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya..

" Hari ini Saya merasa sangatlah Malu terhadap Diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa penting na linkungan dan isi nya disekitar kita oleh Anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun Naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh assisten saya kemarin… Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "

Cerita ini benar" terjadi dan pidato severn Cullis-Suzuki itu benar" pidato yang dikatakan nya dalam pidato tersebut tanpa dilebih" kan .

Apa yang kamu dapat dari cerita tersebut?

Jumat, 23 Oktober 2009

Memahami Pentingnya Peduli Terhadap Isu dan Kebijakan terkait Profesi


Isu-isu Veteriner yang berkembang dalam masyarakat maupun area birokrat patut menjadi perhatian kita sebagai mahasiswa Kedokteran hewan yang ‘peduli’. Apalagi ketika bahan isu itu merupakan kebijakan Pemerintah yang dekat dengan khalayak ramai atau hajat hidup masyarakat. Misalnya seperti kebijakan Pemerintah untuk mengimpor daging dari Brazil beberapa bulan yang lalu dimana diindikasikan membawa PMK, lalu yang terkait dengan penanganan zoonosis di berbagai daerah, sampai ke isu yang sempat meresahkan masyarakat seperti susu yang mengandung E. sakazhaki, dan masih banyak lagi contoh yang lain.
Mahasiswa sebagai generasi intelektual muda memiliki peran yang cukup strategis dalam mengawal kebijakan Pemerintah dan melakukan pencerdasan sosial terhadap isu yang berkembang dalam masyarakat. Peran ini telah bertahun-tahun dilakukan dan semakin kuat di era reformasi seperti sekarang ini. Walaupun tidak dipungkiri sangat sedikit mahasiswa yang tertarik dengan bidang ini, tapi niatan baik untuk mempertahankan peran tersebut tetap ada dengan dipertahankannya Departemen Kebijakan Publik BEM atau Kebijakan Profesi yang ada di IMAKAHI misalnya (?). Tapi apakah hanya sekedar niatan baik? Biarkan Civitas yang akan menilai…
Terkait dengan semua itu, Manajemen VISI-Kaderisasi IMAKAHI FKH IPB memasukkan materi “Manajemen Advokasi dan Kebijakan Profesi” dalam kurikulum VISI tingkat intermediet. Tujuan instruksional khususnya adalah siswa memahami tentang perjuangan profesi veteriner melalui opini publik, analisis dan advokasi legislasi, kebijakan dan atau undang-undang. Pelatihan ini diselenggarajan pada tanggal 19 September 2009, dengan pemateri drh. Agus Lelana SpMp. MS. Sebuah nama yang dinilai expert di bidang legislasi, juga merupakan anggota tim perumus UU Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berhasil disahkan pada 12 Mei 2009 kemarin.
Beberapa point penting materi yang disampaikan dalam pelatihan ini antara lain; Pengantar Kebijakan Profesi; Organisasi Administrasi Negara, Birokrasi, dan Kebijakan Publik; Kebijakan Pembangunan Kesehatan hewan; Profil Singkat UU PKH; Pengelolaan Isu dan Krisis PR di Perguruan Tinggi; serta Prespektif Kebijakan Publik.
Kemudian di akhir penyelenggaraan pelatihan ini, melalui Manajemen VISI drh. Agus Lelana menawarkan untuk melakukan tindak lanjut pelatihan melalui ajang PKM. Serba-serbi dunia dokter hewan yang nantinya akan dikaitkan dengan Undang-undang atau Kebijakan. Akhirnya didapatkan tiga tim PKM yang akan diajukan dengan judul/konsepnya masing-masing. Semoga konsep-konsep tersebut dapat terealisasi dan memberikan manfaat kepada khalayak ramai.
Sebagai penutup tulisan ini, kembali saya teringat ucapan Drh. Wiwiek Bagja… Beliau mengatakan “Bagaimana mahasiswa mengargumentasikan profesi di tataran nasional sementara untuk tataran lokal saja masih lemah…? Ketahui kerangka hukum terkait, miliki juga law thinking, pelajari Tata Aturan Negara…”

Senin, 14 September 2009

Sepenggal Kisah tentang “Social Skill on the Road”


Sudah tidak diragukan lagi kalau Bogor merupakan salah satu kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Kota yang juga dijuluki sebagai kota ribuan angkot ini memang selalu terlihat ‘hijau’, bukan karena rindang pepohonannya, tapi jelas karena angkotnya. Belum mobil-mobil pribadi yang didominasi oleh plat ‘B’ dan ‘F’ tentu saja, belum kendaraan yang lain, dan yang lebih parah adalah sikap-sikap yang masih suka ‘seenaknya’ di jalan. Akhirnya, macet total!
Pun sore itu. Ketika itu, Sabtu, 12 September 2009, saya mengantar salah seorang dosen pulang ke rumahnya. Sepeda motor yang biasanya lincah nyelip kanan-kiri saat itu benar-benar tidak bisa bergerak, ya, kami terjebak macet total di perempatan yasmin sana! Pemandangan yang terlihat saat itu sungguh sangat tidak mengenakkan. Berbagai jenis kendaraan dari empat arah yang saling berlawanan ‘stuck’ di satu titik. Tidak tahu siapa yang salah dan tidak ada yang mau mengalah. Semuanya saling berlomba untuk mendapatkan tempat terdepan, jalannya masing-masing, demi urusanya masing-masing. Sampai-sampai pembatas jalanpun dipangkasnya. Pengap asap kendaraan, berdebu, berisik! Ada 3-4 warga dengan satu orang yang sepertinya Polisi sibuk mengatur lalu lintas repot itu menggantikan lampu lalu lintas yang ‘kebetulan’ mati…(?)
Sepertinya itu pemandangan biasa yang sudah biasa terjadi dalam sebuah kemacetan yang parah. Namun di luar itu semua, ada satu hal luar biasa yang mungkin tidak terfikirkan oleh kebanyakan orang. Pak dosen separuh baya itu turun dari motor, dengan kaki yang masih sakit (kelihatan dari jalannya yang sedikit tetatih), beiau bilang, “Kalau melihat kondisi macet seperti ini, biasanya bapak turun dan ikut membantu mengatur lalu lintas…” Lalu, beliau meringsek masuk ke tengah-tengah kemacetan dan berperan layaknya seorang Polantas. Beliau berteriak menertibkan, mengatur mobil dan kendaraan yang kadang tidak mengindahkan, berpindah dari sisi jalan yang satu ke sisi yang lainnya…
Akhirnya sayapun terbebas dari kemacetan itu. Melihat saya dan motor yang ditumpanginya siap untuk melanjutkan perjalanan kembali, saya pikir beliau akan menyudahi aksi (sosial)nya. Tapi ternyata tidak! Beliau masih melanjutkan sampai sekitar 20 menit kemudian. Selama waktu itu saya hanya bisa menunggu dan memperhatikan, dalam hati saya berfikir “Betapa malunya anak muda ini, seandainya saya tahu dimana bisa meletakkan motor untuk sementara, saya pasti ikut turun membantu beliau,,, hanya karena rasa malu!”…Hebat, beliau menunjukkan sebuah social skill yang belum tentu orang lain miliki, bahkan untuk sempat terpikirkan sekalipun. Ketika semua orang sibuk memikirkan urusan dan kepentingannya masing-masing, ketika sebagian besar orang hanya bisa mencerca kondisi tidak nyaman yang dialami, misal terjebak dalam kemacetan seperti cerita di atas, hanya sedikit yang tetap istiqomah dengan penuh keikhalasan melakukan suatu hal yang bermanfaat untuk orang lain yang jauh lebih banyak itu.
Khalifah Umar bin Khatab pernah berucap dalam doanya, “Ya Allah, jadikanlah kami dalam kelompok orang yang sedikit itu…”

Sabtu, 12 September 2009

Sejauh mana kita mengenal profesi kedokteran hewan?*(bagian ke 2)


Suatu kali dalam acara Pengambilan Sumpah Dokter Hewan (PSDH) di salah satu FKH, disampaikan kepada seluruh mahasiswa yang akan menjadi dokter hewan saat itu untuk tidak khawatir akan bidang kerja, atau pekerjaan apa yang akan mereka geluti nantinya. Karena bidang kerja dokter hewan itu sangat luas, dokter hewan disiapkan untuk bisa bekerja di bidang apapun, termasuk, bahkan, salah satunya adalah sebagai pegawai bank…(?)
Adalah hak setiap lulusan untuk mempertahankan atau menanggalkan idealismenya sebagai penerus perjuangan profesi, tapi yang jelas adalah; “sebuah kehilangan yang sangat besar bagi profesi ketika ada dokter hewan yang tidak menggunakan ilmu yang telah dipelajarinya dengan bekerja di bidang yang tidak ada kaitan sedikit pun dengan keilmuan/profesinya”(drh. Wiwiek Bagja).
Kutipan tersebut disambung oleh drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D. ,masih dalam rangkaian pelatihan VISI (Veterinary Integrity and Skill Improvement )IMAKAHI FKH IPB tanggal 5 September 2009, bahwa ada 33 bidang pekerjaan profesi veteriner yang terdapat di 110 negara yang didata oleh OIE/ World Organization for Animal Health. Ke-33 bidang itu adalah; Food Technology, Food Inspection, Food Hygiene, Consumer Protection, Laboratories, Legislation, Artificial Breeding, Zoo, Veterinary Medicine, Clinical Health Care, Disease Control, Exotic Diseases, Epidemiology, Quarantine, Live Stock&Animal Product, Aquaculture, Wildlife, Parasitology, Teaching, Research & Development, Livestock Marketing, Publications, Economics, Import Animal Production, Administration, International Cooperation, Profesional Organization, Livestock Industry Organization, Nutrition, Enviromental Protection, Animal Welfare, Zoonoses, dan Laboratory Animals.
Lalu berbicara soal profesionalisme, drh. Bambang Pontjo menyampaikan bahwa setiap dokter hewan Indonesia harus mengetahui profesionalisme kedokteran hewan yang meliputi;(1)Berperilaku sebagai orang berprofesi veteriner;(2)Berkompeten yang cukup dalam melakukan pekerjaan veterinernya; dan (3)Kompetensinya dinyatakan dalam bentuk sertifikasi. Acuan untuk memenuhi butir 1 s/d 3 secara hukum merupakan tanggung jawab organisasi profesinya (PDHI), termasuk pula para tenaga pendukung pekerjaan dokter hewan.
Demikianlah sedikit dari sekian banyak pembahasan yang disampaikan dalam kuliah keprofesian VISI 5 September 2009. Tidak semuanya dapat disampaikan dalam tulisan ini dan yang sebelumnya, namun harapannya penulisan yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi kita, para penerus perjuangan profesi kedepannya, sebagai informasi dan motivasi untuk lebih mengenal profesi kedokteran hewan. Hal ini penting karena kita-lah yang akan memperkenalkan profesi ini ke masyarakat luas, ketika kita telah paham maka kita akan bisa berbicara dengan mudah. Mari persiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya, karena kemajuan profesi ada di tangan kita!Viva Vets!

…….Semoga semangat ini tetap ada diantara kita semua, teman-teman seangkatan (Aesculapius 43), adek kelas dan kakak kelas semuanya, pun rekan-rekan mahasiswa kedokteran hewan di seluruh FKH yang ada di Indonesia khususnya.
(Selesai...)

Manajemen VISI Buka Shaum Bareng di Akar Cafe


Selama bulan Ramadhan kegiatan buka shaum bareng menjadi agenda wajib di tiap kelembagaan. Tema besarnya mungkin; “Menguatkan silaturahmi di bulan suci!”(:P). Manajemen VISI pun menjadikan ini sebagai agenda yang harus ada, meski tetap saja ada bahasan-bahasan Rapat Direksi. Kegiatan ini berlangsung seminggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 6 September 2009. Agenda yang sudah lama direncanakan akhirnya bisa terlaksana juga. Walaupun tidak sesuai dengan rencana sepenuhnya karena harusnya dek Wulan yang masak buat kami semua……Tapi ngga apa-apa, mungkin lain kali dimasakinnya!he,,
Manajemen VISI terdiri atas 11 orang ‘eksekutif’, tentu dengan karakter masing-masing. Mereka adalah Ryan (Manajer Operasional), Faizza (Manajer Keuangan), Wulan (Manajer Administrasi), Disa (Manajer Akademik), Alimansyah (co.Public Relation), Yeni (co.Acara), Al-Khosim (co.Logistik), Syukron (co. Transportasi), Zuhra (co.Konsumsi), serta Sheila dan Ipank (co.&asisten Multimedia). Sayangnya tiga orang absen dari kegiatan buka shaum bareng ini,,, Faizza izin karena sakit waktu itu, Disa bertemu drh. Agus Lelana menyampaikan undangan untuk mengisi VISI 12 September’09, dan Sheila juga tidak dapat hadir karena ada misscomunication info buka shaum bareng.
Bukan hal yang mudah mempertahankan 11 karakter yang berbeda dalam tim ini, apalagi untuk sebuah program yang intens(continue) dalam waktu yang cukup lama. Buka shaum bareng ini hanya salah satu sarana dari sekian banyak. Selama setengah tahun ini, sudah cukup banyak kegiatan dan acara-acara, khususnya dalam rangkaian VISI, telah dilalui. Begitu banyak harta, pikiran, tenaga, dan perasaan yang sudah dikorbankan, yang tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencapai keridhoan Allah semata. Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan, begitu banyak hati yang mungkin tersakiti oleh perkataan sudara-saudara kita. Namun harapannya di bulan yang suci ini semuanya bisa termaafkan. Salut dan penghargaan kepada rekan-rekan semua yang masih menunjukkan komitmen dan profesionalitasnya sampai hari ini, semoga tetap bersemangat sampai akhir. Sebuah kebaikan selalu dihadapkan dengan berjuta rintangan, namun perjuangan adalah proses mulia yang diamanahkan kepada kita.
Manajemen, tetap istiqomah ya!!! (12 September 2009)

Direktur VISI IMAKAHI FKH IPB

Analogi dan Konsekuensi

Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengeluhkan kucing yang sedang ada dalam perawatannya. Kucing tersebut merupakan ‘korban’ praktikum bedah kelompok kami, praktikum mata kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner I. Teman yang kebetulan mendapat giliran merawat kucing tadi mengeluhkan kalau setiap hari ia harus membersihkan feses-feses kucing yang bau dan terganggu dengan suaranya yang berisik…”ngeong terus!” katanya. Lalu, oleh teman yang lain, keluhan itu ditanggapinya dengan serius dan tegas, kurang lebih seperti ini dia bilang; “Lhoh, itu kan sudah jadi konsekuensimu sebagai mahasiswa kedokteran hewan, ya kamu harus siap dunk dengan kondisi seperti itu!”
Setiap pilihan, baik yang kita “inginkan” maupun yang kita “dapatkan”, selalu menuai konsekuensi. Ketika kita memilih (dipilihkan) untuk menjadi seorang dokter hewan misalnya, maka kita harus siap dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk merawat kucing seperti cerita di atas. Meski kucing tersebut mengganggu kita dengan suaranya, bau, dan feses-fesesnya atau mencakar-cakar kita sekalipun, kita harus tetap berbesar hati merawat dan memperlakukannya sebaik mungkin, minimal selama kucing tersebut masih ada dalam masa tanggung jawab kita. Apalagi masalahnya adalah, si kucing kan ngga bisa ngomong, kucing ngga bisa bilang kalau, misalnya, dia tidak suka kalau dikandangin terus. Kita pun sulit memahami keinginan si kucing. Namun, demi rasa tanggung jawab dan sadar bahwa itulah konsekuensi dari pilihan kita sebagai calon dokter hewan, maka, sekali lagi, kita harus tetap berbesar hati merawat dan memperlakukannya sebaik mungkin, minimal selama kucing tersebut masih ada dalam masa tanggung jawab kita.
Dalam dunia kelembagaan atau keorganisasian, cerita di atas dapat menjadi sebuah analogi. Layaknya seorang pemimpin yang tetap berbesar hati menjalankan fungsi kepemimpinannya meski banyak gangguan atau ancaman baik dari dalam maupun dari luar sistemnya, sistem yang dia pimpin. Meski banyak kritikan, omomngan-omongan yang tidak enak, meski dicakar-cakar sekalipun, seorang pemimpin yang baik akan menanggapi semua itu tetap dengan pikiran yang positif, bahwa itulah salah satu konsekuensi yang harus dihadapi, dan tetap melakukan yang terbaik untuk anggota dan sistemnya, minimal selama anggota dan sistem tersebut masih ada dalam masa tanggung jawabnya. Tidak ada organisasi manapun yang dapat memuaskan seluruh anggotanya, pun sama halnya dengan seorang pemimpin. Satu kepala untuk puluhan kepala lainnya, pasti yang satu itu tidak akan pernah bisa memuaskan semuanya. Namun karena dia tahu bahwa tanggung jawabnya adalah dunia-akhirat, maka dia tetap melakukan yang terbaik, menurutnya. Tetap butuh bantuan (pro), tetap butuh kritikan dan atau peringatan (oposisi).
Berbeda dengan kucing, manusia memiliki kemampuan untuk mengutarakan apa yang ia rasakan. Manusia memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan apayang ia pikirkan. Sehingga, ketika kita, misalnya, adalah anggota dari sebuah sistem dan kita mulai merasa ada ketidaksesuaian, kita mulai tidak nyaman dengan seseorang atau kondisi yang kita alami dari sistem itu, maka akan lebih baik dan lebih bijaksana kalau kita mengkomunikasikan apa yang kita rasakan kepada pimpinan atau orang yang bersangkutan secara langsung. Tidak dipendam sendiri, apalagi mencerca dari belakang. Seorang pemimpin dituntut untuk bisa memahami anggotanya, namun dia juga manusia biasa yang tidak selamanya bisa mengerti tanpa ada yang mengutarakan. Ketika dia lupa atau melakukan suatu kesalahan, dia lebih suka mendapatkan kritikan secara langsung, sepedas apapun kritikan itu, daripada hanya mengendus bau ketidaksukaan atau mendengar “ngeong-ngeong” anggotanya di belakang. Kalaupun seperti itu yang terjadi, sekali lagi bahwa dia tahu itulah salah satu konsekuensi menjadi seorang pemimpin. Kalaupun seperti itu yang terjadi, dia akan tetap berbesar hati menjalankan fungsi kepemimpinannya, menyayangi, dan melakukan yang terbaik untuk anggotanya. Minimal selama anggota tersebut masih ada dalam masa tanggung jawabnya.Pun ketika ancaman atau gangguan itu datang dari luar sistemnya.

Senin, 07 September 2009

Sejauh mana kita mengenal profesi kedokteran hewan?*

Maraknya kasus Zoonosis seperti Avian Influenza, apalagi pandemi flu A H1N1 akhir-akhir ini semakin mengangkat nama profesi kedokteran hewan ke permukaan, sedikit demi sedikit, walaupun masih ada beberapa kalangan yang belum tahu betul apa itu profesi kedokteran hewan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita (mahasiswa kedokteran hewan) turut memperkenalkan pentingnya keberadaan profesi kita ke masyarakat. Namun pertanyaannya adalah;”Sejauh mana kita mengenal profesi kedokteran hewan?”
Dalam rangka menanamkan nilai-nilai keprofesian, memahamkan kembali apa itu profesi kedokteran hewan, serta menumbuhkan lagi rasa bangga akan profesi, VISI (Veterinary Integrity and Skill Improvement) IMAKAHI FKH IPB menyelenggarakan kuliah keprofesian yang bertajuk “Wawasan Keprofesian (Menatap Kehidupan Profesi; Kini dan Yang Akan Datang)”, dengan pemateri drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D. (Ketua Komisi III Bidang Akreditasi, Sertifikasi, Kompetensi PB PDHI; Sekertaris Majelis Pendidikan Profesi Kedokdteran Hewan; Ketua Umum Asosiasi Patologi Veteriner Indonesia; Ketua Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi FKH – IPB). Kuliah keprofesian ini diselenggarakan pada tanggal 5 September 2009 di RK.FKH A Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan merupakan pertemuan ke 6 dari rangkaian pelatihan VISI IMAKAHI FKH IPB.
Siswa VISI diajak untuk menelaah kembali profesi kedokteran hewan lebih dalam, beberapa diantaranya disampaikan bahwa KEDOKTERAN HEWAN merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Yang selanjutnya profesi ini dikenal sebagai Profesi Veteriner. Sementara Veteriner sendiri berarti segala hal yang terkait dengan hewan dan penyakit-penyakitnya.
Drh. Bambang Pontjo juga mengungkapkan bahwa saat ini sudah terjadi salah kaprah atau otomatisasi bahwa Veteriner diistilahkan dengan Kesehatan Hewan sehingga ada yang ingin mendirikan Fakultas KESEHATAN Hewan dan bukan Fakultas KEDOKTERAN Hewan. Dengan istilah”Kesehatan” diinginkan bahwa Siapa Saja boleh melakukan langkah-langkah kesehatan. Padahal langkah-langkah untuk kesehatan ada yang bersifat UMUM dan ada yang KHUSUS dengan ilmu kedokteran hewan (veteriner). Di bidang kesehatan manusia, ilmu-ilmu KESEHATAN adalah yang tertinggi dan tertutup (tidak dapat digantikan oleh orang awam) adalah Ilmu Kedokteran. Pendukungnya adalah ilmu-ilmu Farmasi,Gizi,Keperawatan ,Kerumah-sakitan, Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain. Di seluruh dunia ,profesi dokter diistilahkan dengan “the healing profession” atau“ Profesi Penyembuh” dengan dukungan “Ahli Obat”.
Lantas, apa sebenarnya fungsi utama dari dokter hewan? Perlu dipahami bahwa Ilmu-ilmu Kedokteran Hewan dipergunakan untuk menangani urusan mengenai hewan dan penyakit-penyakitnya (fungsi veteriner) berkaitan dengan jaminan keamanan (security) termasuk tidak mengambil resiko dapat mengganggu kesehatan (safety) baik dari hewan ke hewan dan utamanya dari hewan ke manusia yang bertujuan untuk menjamin kesehatan manusia, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan dengan mengacu kepada pedoman-pedoman dan informasi internasional. Penerapan ilmu medik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta rambu-rambu profesi kedokteran (kode etik dan sumpah dokter). Ilmu dan rambu kedokteran adalah untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keilmuan dan keahlian (mal praktek dan mal etik) yang dapat membahayakan dan merugikan masyarakat.

(Bersambung…)
*dikembangkan dari materi kuliah keprofesian VISI tgl 5 September 2009, pemateri : drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D.

Minggu, 30 Agustus 2009

Testimoni: Belajar dan Bergerak

Jangan pernah berhenti membenahi diri, sebab sejarah tidak pernah menunggu kesiapan kita. Jangan pernah menunda membekali diri, sebab masalah tidak pernah menunggu keterampilan kita. Jangan pernah merasa cukup terampil, sebab masalah akan selalu bertambah. Teruslah belajar, teruslah berkarya….Jika tidak, antara kita dan perubahan akan muncul kesenjangan, akan muncul gap dinamika. Lalu kita akan menyesal…

Sabtu, 22 Agustus 2009

Kunjungan VISI ke PT. Charoen Pokphand Indonesia


Mengawali pelatihan tingkat intermediet, pada tanggal 20 Agustus 2009 Manajemen VISI membawa siswanya berkunjung ke salah satu perusahaan bidang Veteriner terbesar di Indonesia, yaitu PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Kunjungan atau field trip ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keprofesian sesuai muatan yang ada dalam kurikulim VISI sendiri, dalam hal ini khususnya wawasan keprofesian di bidang swasta atau swasta Veteriner. Sehingga siswa VISI mendapatkan gambaran seperti apa dan dimana saja peran dokter hewan di bidang swasta Veteriner ini.

Sebagai sebuah perusahaan yang besar, CPI terbagi menjadi beberapa anak perusahaan yang tergabung dalam Charoen Pokphand Groups. Diantaranya adalah SHS Animal Healt (PT. Surya Hidup Satwa), PT. Indovetraco Makmur Abadi, dan CP Animal Health Diagnostic Laboratory. Dalam satu hari yang luar biasa VISI mendapat kesempatan mengunjungi ke tiga anak perusahaan tersebut.

Pertemuan dengan pejabat-pejabat yang sebagian besar juga bertitle dokter hewan dari SHS Animal Healt (PT. Surya Hidup Satwa) dan PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA) berlangsung di satu tempat karena kebetulan keduanya berada dalam satu gedung, yaitu di gedung Maspion Plaza lantai 11, Jakarta. Pemaparan profil masing-masing perusahaan yang dilanjutkan dengan diskusi interaktif semakin menambah wawasan siswa VISI tentang apa yang bisa dicapai oleh seorang dokter hewan dalam perusahaan-perusahaan besar ini. Pencapaian yang tentu akan didapatkan dengan menjalani proses yang terjadi di dalamnya, karena tidak ada sesuatu yang bisa dicapai tanpa ada usaha dan proses tentunya. Diwakili oleh drh. Johan, salah satu pejabat di SHS, beliau menjelaskan mengenai salah satu bidang kerja, yaitu Technical Sales Representative (TSR) yang membutuhkan banyak sekali tenaga dokter hewan di dalamnya, dan banyak lagi tentang TSR, yang tentunya ini merupakan pengetahuan baru bagi siswa VISI. Beliau menegaskan, TSR hanyalah langkah awal untuk mencapai posisi yang lebih tinggi seperti Branch Manager bahkan posisi tertinggi di perusahaan, yaitu COO yang saat ini diperusahaan tersebut juga dipegang oleh seorang dokter hewan. Sambutan yang luar biasa dari SHS dan IMA membuat pertemuan ini semakin hangat. Bahkan, diakhir pertemuan pihak perusahaan memberikan souvenir berupa tas dan kaos cantik kepada masing-masing siswa VISI sebagai kenang-kenangan!

Kemudian kunjungan dilanjutkan ke arah Ancol, Jakarta, yaitu di CP Animal Health Diagnostic Laboratory. Di sinilah tempatnya bagi mereka yang suka bekerja di laboratorium, melakukan pengamatan-pengamatan baik mikro maupun makro, nekropsi, pembuatan vaksin, antibodi, isolasi berbagai virus, bakteri, dsb. Sebelum ke sesi pemaparan materi dan jelajah laboratorium, kembali sambutan yang luar biasa disuguhkan dengan jamuan makan siang dari salah satu produk andalan CPI yaitu makanan (daging) olahan yang terkenal dengan merek Fiesta. Selesai menikmati hidangannya, siswa VISI mendapat kesempatan untuk berkunjung ke laboratorium-laboratorum yang ada di dalamnya, yang terbagi dalam lima seksi yaitu; Serologi, Mikrobiologi, Pathologi, PCR, dan Aquatic. Setiap seksi memiliki fungsi dan peranan yang berbeda-beda. Pemaparan materi dan diskusi di tiap laboratorium semakin menambah pengetahuan siswa VISI hari itu. Apalagi yang ada di dalam laboratorium itu sebagian besar adalah dokter hewan, sehingga diskusi menjadi semakin menarik. Dan ternyata banyak lulusan IPB yang bekerja di tempat itu! Kunjungan pun diakhiri dengan foto bersama dan salam semoga dapat berjumpa lagi pada kesempatan yang lainnya.

Kisah AI dan H1N1 dalam Dirgahayu ke 64 RI

flu burung/Avian Influenza (AI) di Indonesia telah menyebabkan banyaknya korban manusia yang meninggal. Tercatat jumlah manusia yang meninggal sebanyak 129 orang dari 155 kasus positif pada manusia, dan angka tersebut merupakan angka tertinggi di dunia. Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara nomor satu kasus flu burung dengan korban manusia terbanyak. Jika terjadi pandemi, maka dapat dipastikan korban manusia yang meninggal akan jauh lebih besar. Namun kekhawatiran akan terjadinya pandemi flu burung setelah kasus itu berjalan lebih dari lima tahun di Indonesia belum juga terbukti meski levelnya sudah sangat memprihatinkan.

Belum selesai kasus flu burung, muncul serangan virus flu H1N1 yang pada 11 Juni 2009 dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Pandemi. Pandemi H1N1 tahun ini ‘menggenapi’ kasus-kasus pandemi selama abad 20 ini. Sedikit memberikan kilas balik, kejadian pandemi influenza yang terjadi dari masa ke masa itu antara lain; flu Spanyol (Spanish flu) pada 1918-1919, yaitu strain H1N1 yang menyebabkan 50 juta orang meninggal di seluruh dunia. Kemudian pada 1957-1958, serangan Asian flu (H2N2) yang menyebabkan 2 juta orang meninggal di seluruh dunia. Lalu yang ketiga pada 1968-1968, Hong Kong flu (H3N2) yang menyebabkan 0,7-1 juta orang meninggal. Saat ini kembali menyerang virus H1N1 yang telah dikonfirmasi ada di lebih dari 160 negara termasuk Indonesia.

Di dunia, sampai dengan tgl 8 Agustus 2009 jumlah individu yang terinfeksi flu A-H1N1-2009 tercatat 206.987 pasien positif flu A-H1N1 – 2009, 1673 diantaranya meninggal (sumber ECDC). Di Indonesia sendiri, pada 10 Agustus 2009 kemarin, Depkes menyatakan jumlah kasus Flu A-H1N1 2009 total sebanyak 771 kasus positif dan 3 orang meninggal, tersebar di 22 provinsi.

Wabah zoonosis, seperti flu burung dan flu H1N1, tidak dapat ditangani oleh satu, dua, atau tiga Departemen teknis saja, namun membutuhkan kerjasama lintas sektoral yang bersifat komprehensif, terpadu, dan terkoordinasi yang difasilitasi oleh suatu kelembagaan yang kuat, yang memiliki kemampuan koordinasi, kewenangan operasional, yang memungkinkan lembaga tersebut bertindak cepat dalam menagatasi situasi darurat. Maka di sini perlu adanya sebuah lembaga yang memiliki kewenangan otoritas Veteriner (drh. Wiwiek Bagja, 2009).

Di usia yang genap menginjak 64 tahun ini, semoga negara kita bisa belajar lebih banyak dari pengalaman, malanjutkan dan lebih mengefisiensikan program-program yang sudah ada terkait penanganan kasus-kasus yang tengah terjadi. Pengembangan sistem pencegahan dan penanganan penyakit-penyakit berasal dari hewan yang berpotensi wabah bagi manusia. Termasuk kesiap-siagaan untuk menghadapi pandemi, juga perhatian terhadap penegakan otoritas Veteriner sebagai bagian penting (front line) dalam menghadapi berbagai kasus penyakit menular, khususnya zoonosis, yang melanda akhir-akhir ini.

Dirgahayu Republik Indonesia – “Jadilah pemuda terbaik bangsa sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan, karena kemerdekaan harus tetap dipertahankan,,, MERDEKA!!!” (17/08/09)