Senin, 07 September 2009

Sejauh mana kita mengenal profesi kedokteran hewan?*

Maraknya kasus Zoonosis seperti Avian Influenza, apalagi pandemi flu A H1N1 akhir-akhir ini semakin mengangkat nama profesi kedokteran hewan ke permukaan, sedikit demi sedikit, walaupun masih ada beberapa kalangan yang belum tahu betul apa itu profesi kedokteran hewan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita (mahasiswa kedokteran hewan) turut memperkenalkan pentingnya keberadaan profesi kita ke masyarakat. Namun pertanyaannya adalah;”Sejauh mana kita mengenal profesi kedokteran hewan?”
Dalam rangka menanamkan nilai-nilai keprofesian, memahamkan kembali apa itu profesi kedokteran hewan, serta menumbuhkan lagi rasa bangga akan profesi, VISI (Veterinary Integrity and Skill Improvement) IMAKAHI FKH IPB menyelenggarakan kuliah keprofesian yang bertajuk “Wawasan Keprofesian (Menatap Kehidupan Profesi; Kini dan Yang Akan Datang)”, dengan pemateri drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D. (Ketua Komisi III Bidang Akreditasi, Sertifikasi, Kompetensi PB PDHI; Sekertaris Majelis Pendidikan Profesi Kedokdteran Hewan; Ketua Umum Asosiasi Patologi Veteriner Indonesia; Ketua Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi FKH – IPB). Kuliah keprofesian ini diselenggarakan pada tanggal 5 September 2009 di RK.FKH A Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan merupakan pertemuan ke 6 dari rangkaian pelatihan VISI IMAKAHI FKH IPB.
Siswa VISI diajak untuk menelaah kembali profesi kedokteran hewan lebih dalam, beberapa diantaranya disampaikan bahwa KEDOKTERAN HEWAN merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Yang selanjutnya profesi ini dikenal sebagai Profesi Veteriner. Sementara Veteriner sendiri berarti segala hal yang terkait dengan hewan dan penyakit-penyakitnya.
Drh. Bambang Pontjo juga mengungkapkan bahwa saat ini sudah terjadi salah kaprah atau otomatisasi bahwa Veteriner diistilahkan dengan Kesehatan Hewan sehingga ada yang ingin mendirikan Fakultas KESEHATAN Hewan dan bukan Fakultas KEDOKTERAN Hewan. Dengan istilah”Kesehatan” diinginkan bahwa Siapa Saja boleh melakukan langkah-langkah kesehatan. Padahal langkah-langkah untuk kesehatan ada yang bersifat UMUM dan ada yang KHUSUS dengan ilmu kedokteran hewan (veteriner). Di bidang kesehatan manusia, ilmu-ilmu KESEHATAN adalah yang tertinggi dan tertutup (tidak dapat digantikan oleh orang awam) adalah Ilmu Kedokteran. Pendukungnya adalah ilmu-ilmu Farmasi,Gizi,Keperawatan ,Kerumah-sakitan, Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain. Di seluruh dunia ,profesi dokter diistilahkan dengan “the healing profession” atau“ Profesi Penyembuh” dengan dukungan “Ahli Obat”.
Lantas, apa sebenarnya fungsi utama dari dokter hewan? Perlu dipahami bahwa Ilmu-ilmu Kedokteran Hewan dipergunakan untuk menangani urusan mengenai hewan dan penyakit-penyakitnya (fungsi veteriner) berkaitan dengan jaminan keamanan (security) termasuk tidak mengambil resiko dapat mengganggu kesehatan (safety) baik dari hewan ke hewan dan utamanya dari hewan ke manusia yang bertujuan untuk menjamin kesehatan manusia, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan dengan mengacu kepada pedoman-pedoman dan informasi internasional. Penerapan ilmu medik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta rambu-rambu profesi kedokteran (kode etik dan sumpah dokter). Ilmu dan rambu kedokteran adalah untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keilmuan dan keahlian (mal praktek dan mal etik) yang dapat membahayakan dan merugikan masyarakat.

(Bersambung…)
*dikembangkan dari materi kuliah keprofesian VISI tgl 5 September 2009, pemateri : drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar