Minggu, 30 Agustus 2009

Testimoni: Belajar dan Bergerak

Jangan pernah berhenti membenahi diri, sebab sejarah tidak pernah menunggu kesiapan kita. Jangan pernah menunda membekali diri, sebab masalah tidak pernah menunggu keterampilan kita. Jangan pernah merasa cukup terampil, sebab masalah akan selalu bertambah. Teruslah belajar, teruslah berkarya….Jika tidak, antara kita dan perubahan akan muncul kesenjangan, akan muncul gap dinamika. Lalu kita akan menyesal…

Sabtu, 22 Agustus 2009

Kunjungan VISI ke PT. Charoen Pokphand Indonesia


Mengawali pelatihan tingkat intermediet, pada tanggal 20 Agustus 2009 Manajemen VISI membawa siswanya berkunjung ke salah satu perusahaan bidang Veteriner terbesar di Indonesia, yaitu PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Kunjungan atau field trip ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keprofesian sesuai muatan yang ada dalam kurikulim VISI sendiri, dalam hal ini khususnya wawasan keprofesian di bidang swasta atau swasta Veteriner. Sehingga siswa VISI mendapatkan gambaran seperti apa dan dimana saja peran dokter hewan di bidang swasta Veteriner ini.

Sebagai sebuah perusahaan yang besar, CPI terbagi menjadi beberapa anak perusahaan yang tergabung dalam Charoen Pokphand Groups. Diantaranya adalah SHS Animal Healt (PT. Surya Hidup Satwa), PT. Indovetraco Makmur Abadi, dan CP Animal Health Diagnostic Laboratory. Dalam satu hari yang luar biasa VISI mendapat kesempatan mengunjungi ke tiga anak perusahaan tersebut.

Pertemuan dengan pejabat-pejabat yang sebagian besar juga bertitle dokter hewan dari SHS Animal Healt (PT. Surya Hidup Satwa) dan PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA) berlangsung di satu tempat karena kebetulan keduanya berada dalam satu gedung, yaitu di gedung Maspion Plaza lantai 11, Jakarta. Pemaparan profil masing-masing perusahaan yang dilanjutkan dengan diskusi interaktif semakin menambah wawasan siswa VISI tentang apa yang bisa dicapai oleh seorang dokter hewan dalam perusahaan-perusahaan besar ini. Pencapaian yang tentu akan didapatkan dengan menjalani proses yang terjadi di dalamnya, karena tidak ada sesuatu yang bisa dicapai tanpa ada usaha dan proses tentunya. Diwakili oleh drh. Johan, salah satu pejabat di SHS, beliau menjelaskan mengenai salah satu bidang kerja, yaitu Technical Sales Representative (TSR) yang membutuhkan banyak sekali tenaga dokter hewan di dalamnya, dan banyak lagi tentang TSR, yang tentunya ini merupakan pengetahuan baru bagi siswa VISI. Beliau menegaskan, TSR hanyalah langkah awal untuk mencapai posisi yang lebih tinggi seperti Branch Manager bahkan posisi tertinggi di perusahaan, yaitu COO yang saat ini diperusahaan tersebut juga dipegang oleh seorang dokter hewan. Sambutan yang luar biasa dari SHS dan IMA membuat pertemuan ini semakin hangat. Bahkan, diakhir pertemuan pihak perusahaan memberikan souvenir berupa tas dan kaos cantik kepada masing-masing siswa VISI sebagai kenang-kenangan!

Kemudian kunjungan dilanjutkan ke arah Ancol, Jakarta, yaitu di CP Animal Health Diagnostic Laboratory. Di sinilah tempatnya bagi mereka yang suka bekerja di laboratorium, melakukan pengamatan-pengamatan baik mikro maupun makro, nekropsi, pembuatan vaksin, antibodi, isolasi berbagai virus, bakteri, dsb. Sebelum ke sesi pemaparan materi dan jelajah laboratorium, kembali sambutan yang luar biasa disuguhkan dengan jamuan makan siang dari salah satu produk andalan CPI yaitu makanan (daging) olahan yang terkenal dengan merek Fiesta. Selesai menikmati hidangannya, siswa VISI mendapat kesempatan untuk berkunjung ke laboratorium-laboratorum yang ada di dalamnya, yang terbagi dalam lima seksi yaitu; Serologi, Mikrobiologi, Pathologi, PCR, dan Aquatic. Setiap seksi memiliki fungsi dan peranan yang berbeda-beda. Pemaparan materi dan diskusi di tiap laboratorium semakin menambah pengetahuan siswa VISI hari itu. Apalagi yang ada di dalam laboratorium itu sebagian besar adalah dokter hewan, sehingga diskusi menjadi semakin menarik. Dan ternyata banyak lulusan IPB yang bekerja di tempat itu! Kunjungan pun diakhiri dengan foto bersama dan salam semoga dapat berjumpa lagi pada kesempatan yang lainnya.

Kisah AI dan H1N1 dalam Dirgahayu ke 64 RI

flu burung/Avian Influenza (AI) di Indonesia telah menyebabkan banyaknya korban manusia yang meninggal. Tercatat jumlah manusia yang meninggal sebanyak 129 orang dari 155 kasus positif pada manusia, dan angka tersebut merupakan angka tertinggi di dunia. Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara nomor satu kasus flu burung dengan korban manusia terbanyak. Jika terjadi pandemi, maka dapat dipastikan korban manusia yang meninggal akan jauh lebih besar. Namun kekhawatiran akan terjadinya pandemi flu burung setelah kasus itu berjalan lebih dari lima tahun di Indonesia belum juga terbukti meski levelnya sudah sangat memprihatinkan.

Belum selesai kasus flu burung, muncul serangan virus flu H1N1 yang pada 11 Juni 2009 dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Pandemi. Pandemi H1N1 tahun ini ‘menggenapi’ kasus-kasus pandemi selama abad 20 ini. Sedikit memberikan kilas balik, kejadian pandemi influenza yang terjadi dari masa ke masa itu antara lain; flu Spanyol (Spanish flu) pada 1918-1919, yaitu strain H1N1 yang menyebabkan 50 juta orang meninggal di seluruh dunia. Kemudian pada 1957-1958, serangan Asian flu (H2N2) yang menyebabkan 2 juta orang meninggal di seluruh dunia. Lalu yang ketiga pada 1968-1968, Hong Kong flu (H3N2) yang menyebabkan 0,7-1 juta orang meninggal. Saat ini kembali menyerang virus H1N1 yang telah dikonfirmasi ada di lebih dari 160 negara termasuk Indonesia.

Di dunia, sampai dengan tgl 8 Agustus 2009 jumlah individu yang terinfeksi flu A-H1N1-2009 tercatat 206.987 pasien positif flu A-H1N1 – 2009, 1673 diantaranya meninggal (sumber ECDC). Di Indonesia sendiri, pada 10 Agustus 2009 kemarin, Depkes menyatakan jumlah kasus Flu A-H1N1 2009 total sebanyak 771 kasus positif dan 3 orang meninggal, tersebar di 22 provinsi.

Wabah zoonosis, seperti flu burung dan flu H1N1, tidak dapat ditangani oleh satu, dua, atau tiga Departemen teknis saja, namun membutuhkan kerjasama lintas sektoral yang bersifat komprehensif, terpadu, dan terkoordinasi yang difasilitasi oleh suatu kelembagaan yang kuat, yang memiliki kemampuan koordinasi, kewenangan operasional, yang memungkinkan lembaga tersebut bertindak cepat dalam menagatasi situasi darurat. Maka di sini perlu adanya sebuah lembaga yang memiliki kewenangan otoritas Veteriner (drh. Wiwiek Bagja, 2009).

Di usia yang genap menginjak 64 tahun ini, semoga negara kita bisa belajar lebih banyak dari pengalaman, malanjutkan dan lebih mengefisiensikan program-program yang sudah ada terkait penanganan kasus-kasus yang tengah terjadi. Pengembangan sistem pencegahan dan penanganan penyakit-penyakit berasal dari hewan yang berpotensi wabah bagi manusia. Termasuk kesiap-siagaan untuk menghadapi pandemi, juga perhatian terhadap penegakan otoritas Veteriner sebagai bagian penting (front line) dalam menghadapi berbagai kasus penyakit menular, khususnya zoonosis, yang melanda akhir-akhir ini.

Dirgahayu Republik Indonesia – “Jadilah pemuda terbaik bangsa sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan, karena kemerdekaan harus tetap dipertahankan,,, MERDEKA!!!” (17/08/09)

Selasa, 18 Agustus 2009

Tua Itu Pasti, namun Dewasa adalah Sebuah Pilihan

Setiap hari bahkan setiap jam dan menitnya merupakan jangka berjalannya sebuah proses pendewasaan diri bagi mereka yang ‘memilih’ untuk menjadi dewasa, karena dewasa adalah sebuah pilihan. Tentu kita masih ingat sebuah idiom yang berbunyi;”Tua Itu Pasti, Namun Dewasa adalah Sebuah Pilihan!”. Sehingga keputusan untuk menjadi dewasa mutlak ada pada masing-masing kita. Sementara dosen, mentor, trainer, dan lingkungan sekitar hanyalah faktor-faktor penunjang, termasuk organisasi, kelembagaan, ataupun kepanitiaan. Proses ini berlangsung seumur hidup dan bukan merupakan sebuah program kursus mandiri yang dapat diselesaikan dalam beberapa bulan atau tahun.

Bersikap dewasa dalam banyak hal akan membawa kita ke arah nilai hidup yang lebih positif. Termasuk ketika kita berada dalam sebuah tim atau kepanitiaan tertentu misalnya. Dalam sebuah tim tidak selamanya usaha untuk mencapai tujuan bersama berada dalam level aman tanpa adanya goncangan atau yang lebih idealis lagi disebut sebagai “dinamika pergerakan”. Gesekan-gesekan yang mungkin dapat memecah-belah itu bisa berasal dari dalam dan dari luar. Maka tidak hanya seorang pemimpin yang dituntut untuk bersikap lebih dewasa dari yang lainnya, tapi sebisa mungkin setiap komponen manusia yang terlibat dalam tim tersebut juga bersikap demikian. Tentu dengan memahami fungsi, ranah kerja, serta peran masing-masing.

Ketika itu dalam suatu kesempatan, seorang senior menyampaikan bahwa pemimpin harus siap menerima kritikan, karena pemimpin adalah orang-orang yang dinilai mampu mengolah kritikan itu secara dewasa. Sehingga kritikan ‘sepedas’ apa pun yang mungkin datang dari staf, rekan sejawat, atau mungkin juga dari atasan pasti dapat diterima dengan hati yang lapang dan jiwa yang besar, untuk kemudian menjadi bahan koreksi atau evaluasi yang akan membawa pada kemajuan. Kedewasaan dalam berfikir dan bertindak merupakan bagian penting yang tidak bisa lepas dalam karakter seorang pemimpin yang baik. Sementara kita semua tahu bahwa setiap manusia pada hakikatnya adalah seorang pemimpin (khalifah), sehingga semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai itu.

Contoh lain bersikap dewasa adalah adanya kesadaran diri sendiri (self awareness), jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan, serta adanya usaha yang tulus untuk memperbaikinya. Point jujur ini yang mungkin untuk sebagian orang mudah dan sebagiannya lagi susah untuk melakukannya. Bagaimana mengungkapkan apa yang dirasakan, bagaimana mencurahkan, bagaimana menyatakan rasa tidak suka atau tidak cocok dengan sistem tertentu dalam tim, apakah akan menyingung perasaan orang lain atau tidak, bagaimana menyampaikan gagasan atau kritikan, dsb. Hal ini penting, karena ketika dalam sebuah tim, misal kepanitiaan sebuah kegiatan tertentu, tidak ada keberanian untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan sementara sesuatu itu mengganjal di hati dan pikirannya, maka yang akan terjadi adalah adanya omongan-omongan dibelakang, yang tidak menyelesaikan masalah justru malah memperkeruhnya. Dan itu akan berpengaruh pada kinerja yang saling melemahkan. Jadi, misalkan kita merasa ada yang tidak sesuai, kita tidak suka dengan cara pemimpin atau rekan kerja kita dalam tim, maka sampaikan secara baik-baik kepada yang bersangkutan dimana letak ketidaksukaan kita sehingga terjadi sebuah koreksi dan benang merah yang dapat memperbaiki keregangan yang sempat ada.

Pembahasan di atas hanyalah sebagian kecil dari kompleksnya arti kata ‘dewasa’ dalam diri setiap manusia. Semoga dapat dipetik sebuah pembelajaran untuk kita semua, sehingga ke depan terbentuk insan-insan pergerakan yang lebih loyal dan profesional. Kembali lagi bahwa ini merupakan sebuah proses yang berlangsung seumur hidup, kapanpun, dimanapun. Ketika kita telah memilih untuk menjadi dewasa, kita tidak perlu bingung untuk memulainya darimana. Seperti dalam hal apa pun, mulailah dari diri kita sendiri, karena masing-masing kita adalah khalifah!

Selamat menjadi dewasa!!! (14/08/09)

VISI Achievement Motivation Training

Konsep Achievement Motivation Training (AMT) menjadi populer karena dinilai efektif untuk memberikan sugesti positif dan motivasi kreatif dalam memaknai hidup serta kehidupan. Apalagi pondasi dasarnya adalah nilai-nilai spiritualisme, yang disampaikan secara lugas, tanpa mengurangi esensi atau makna dan keagungan Sang Pencipta.

Program VISI IMAKAHI FKH IPB memiliki landasan pengajaran yang dititikberatkan pada pengembangan tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual(IQ), kecerdasan emosional(EQ), dan kecerdasan spiritual(SQ). Dalam konteks penanaman nilai-nilai spiritualisme sebagai pondasi dari setiap pergerakan, termasuk perjuangan profesi sebagai pergerakan besar kita, VISI memasukkan konsep AMT ini dalam rangkaian pembinaan dan pelatihannya. VISI AMT dilaksanakan pada 13 Juni 2009 dan diisi oleh trainer ABCo Bpk. Febriya Fajri (sertifikasi trainer Aris Ahmad Jaya) selama kurang lebih dua jam di RK. FKH B2, kampus FKH Institut Pertanian Bogor.

Penyampaian yang luar biasa, dengan simulasi-simulasi aplikatif yang seru, dan tentunya memberikan hikmah, makna, dan pelajaran berharga pada Siswa angkatan I yang hadir hari itu. Banyak hal luar biasa yang disampaikan, antara lain tentang kekuatan menetapkan tujuan, karena ketika kita memiliki tujuan maka kita akan terangsang oleh motivasi-motivasi, dan motivasi akan menstimulasi kita untuk melakukan sebuah aksi hingga kita mencapai tujuan/visi yang kita tetapkan di awal perjalanan. Lalu disugestikan juga tentang bagaimana merubah cara pandang kita akan tantangan, kesulitan, dan pilihan, menjadi bernilai positif. Bagaimana pikiran serta cara pandang yang positif bisa membuat kita untuk melakukan atau mendapatkan hal-hal yang juga positif. Pun sebaliknya, pikiran dan cara pandang yang negatif dapat membuat kita lemah dan lebih dekat dengan hal-hal negatif yang kita takuti.

Kualitas dan nilai hidup kita dipengaruhi oleh cara pandang kita terhadap sesuatu. Tentunya, cara pandang yang positif dapat meningkatkan kualitas dan nilai hidup yang kita miliki. Itulah sebabnya, mereka yang mempunyai cara pandang yang positif akan memiliki willingness to do more dan watak pekerja cerdas. Pikiran dan cara pandang ini akan terasa manfaatnya jika kita berhasil menerapkannya pada diri sendiri, orang lain, lingkungan sekitar, dan tentu saja terhadap Tuhan YME.

Menutup tulisan ini, kiranya sebuah sms-motivasi dari seorang teman patut menjadi renungan, ”Apa yang diberikan-Nya adalah selalu apa yang kita butuhkan, walau mungkin bukan apa yang kita inginkan… Kita mungkin kehilangan banyak kesempatan, tetapi semoga tak kehilangan makna, hikmah, dan pelajaran…”

Selamat berpikir positif, hadapi ujianmu, dan jangan pernah berhenti mengembangkan diri!

Viva vets!!!.