Selasa, 18 Agustus 2009

Tua Itu Pasti, namun Dewasa adalah Sebuah Pilihan

Setiap hari bahkan setiap jam dan menitnya merupakan jangka berjalannya sebuah proses pendewasaan diri bagi mereka yang ‘memilih’ untuk menjadi dewasa, karena dewasa adalah sebuah pilihan. Tentu kita masih ingat sebuah idiom yang berbunyi;”Tua Itu Pasti, Namun Dewasa adalah Sebuah Pilihan!”. Sehingga keputusan untuk menjadi dewasa mutlak ada pada masing-masing kita. Sementara dosen, mentor, trainer, dan lingkungan sekitar hanyalah faktor-faktor penunjang, termasuk organisasi, kelembagaan, ataupun kepanitiaan. Proses ini berlangsung seumur hidup dan bukan merupakan sebuah program kursus mandiri yang dapat diselesaikan dalam beberapa bulan atau tahun.

Bersikap dewasa dalam banyak hal akan membawa kita ke arah nilai hidup yang lebih positif. Termasuk ketika kita berada dalam sebuah tim atau kepanitiaan tertentu misalnya. Dalam sebuah tim tidak selamanya usaha untuk mencapai tujuan bersama berada dalam level aman tanpa adanya goncangan atau yang lebih idealis lagi disebut sebagai “dinamika pergerakan”. Gesekan-gesekan yang mungkin dapat memecah-belah itu bisa berasal dari dalam dan dari luar. Maka tidak hanya seorang pemimpin yang dituntut untuk bersikap lebih dewasa dari yang lainnya, tapi sebisa mungkin setiap komponen manusia yang terlibat dalam tim tersebut juga bersikap demikian. Tentu dengan memahami fungsi, ranah kerja, serta peran masing-masing.

Ketika itu dalam suatu kesempatan, seorang senior menyampaikan bahwa pemimpin harus siap menerima kritikan, karena pemimpin adalah orang-orang yang dinilai mampu mengolah kritikan itu secara dewasa. Sehingga kritikan ‘sepedas’ apa pun yang mungkin datang dari staf, rekan sejawat, atau mungkin juga dari atasan pasti dapat diterima dengan hati yang lapang dan jiwa yang besar, untuk kemudian menjadi bahan koreksi atau evaluasi yang akan membawa pada kemajuan. Kedewasaan dalam berfikir dan bertindak merupakan bagian penting yang tidak bisa lepas dalam karakter seorang pemimpin yang baik. Sementara kita semua tahu bahwa setiap manusia pada hakikatnya adalah seorang pemimpin (khalifah), sehingga semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai itu.

Contoh lain bersikap dewasa adalah adanya kesadaran diri sendiri (self awareness), jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan, serta adanya usaha yang tulus untuk memperbaikinya. Point jujur ini yang mungkin untuk sebagian orang mudah dan sebagiannya lagi susah untuk melakukannya. Bagaimana mengungkapkan apa yang dirasakan, bagaimana mencurahkan, bagaimana menyatakan rasa tidak suka atau tidak cocok dengan sistem tertentu dalam tim, apakah akan menyingung perasaan orang lain atau tidak, bagaimana menyampaikan gagasan atau kritikan, dsb. Hal ini penting, karena ketika dalam sebuah tim, misal kepanitiaan sebuah kegiatan tertentu, tidak ada keberanian untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan sementara sesuatu itu mengganjal di hati dan pikirannya, maka yang akan terjadi adalah adanya omongan-omongan dibelakang, yang tidak menyelesaikan masalah justru malah memperkeruhnya. Dan itu akan berpengaruh pada kinerja yang saling melemahkan. Jadi, misalkan kita merasa ada yang tidak sesuai, kita tidak suka dengan cara pemimpin atau rekan kerja kita dalam tim, maka sampaikan secara baik-baik kepada yang bersangkutan dimana letak ketidaksukaan kita sehingga terjadi sebuah koreksi dan benang merah yang dapat memperbaiki keregangan yang sempat ada.

Pembahasan di atas hanyalah sebagian kecil dari kompleksnya arti kata ‘dewasa’ dalam diri setiap manusia. Semoga dapat dipetik sebuah pembelajaran untuk kita semua, sehingga ke depan terbentuk insan-insan pergerakan yang lebih loyal dan profesional. Kembali lagi bahwa ini merupakan sebuah proses yang berlangsung seumur hidup, kapanpun, dimanapun. Ketika kita telah memilih untuk menjadi dewasa, kita tidak perlu bingung untuk memulainya darimana. Seperti dalam hal apa pun, mulailah dari diri kita sendiri, karena masing-masing kita adalah khalifah!

Selamat menjadi dewasa!!! (14/08/09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar