Selasa, 18 Agustus 2009

Berkomitmen pada Sistem

Suatu kali saya sedang bekerja dengan seorang rekan. Tiba-tiba di tengah pekerjaan kami, Hp rekan saya berbunyi. Beberapa menit kemudian, Hp berbunyi lagi dan tidak cukup hanya sekali, lagi-lagi Hp rekan saya berbunyi! Sepertinya memang ada sesuatu yang penting,,, Selidik punya selidik, ternyata rekan saya hari itu menjadi kepala divisi (kadiv) suatu kegiatan, dan yang berkali-kali meneleponnya itu tidak lain adalah sang ketua pelaksana... Kedengarannya sangat khawatir dan butuh rekan saya untuk segera hadir di acara itu. Akhirnya pekerjaan yang harusnya penting terpaksa kami hentikan dan segera rekan saya menuju ke lokasi acara.

Sering kali terjadi, seorang pemimpin merasa kehilangan orang-orang terbaiknya pada waktu yang sangat ”tepat”. Ilustrasi di atas menggambarkan hal itu. Katakanlah ketika dalam sistem yang dipimpinnya terdiri atas kadiv dan anggota, maka selalu orang pertama yang ia cari adalah kadiv-kadiv-nya terlebih dulu. Tidak hanya dalam event-event yang besar tapi juga dalam rapat-rapat terkecil pun. Karena di matanya, kadiv adalah lini pertama yang ia percaya dalam sistem yang dipimpinnya.

Tapi yang jelas, ketika kita berada dalam sebuah sistem, entah itu organisasi, manajemen, kepanitiaan, maupun struktur kelembagaan yang lain, sedetik saja kita menghilang dan atau melanggar sistem itu, maka sistem akan berantakan. Apalagi jika kita duduk di posisi penting dalam sistem itu.

Bicara soal posisi penting, jika dicermati lebih jauh, sebenarnya posisi penting dalam sebuah sistem tidak cuma pemimpin atau kadiv tetapi juga anggota. Karena sistem tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi aktif yang total dari seluruh komponen yang ada di dalamnya.

Partisipasi aktif yang total membutuhkan komitmen dan semangat yang berkelanjutan dari tiap-tiap lini. Mulai dari peran terkecil, seperti menghadiri rapat-rapat yang diadakan, sampai peran terbesar kita untuk merubah sistem selalu ke arah yang lebih baik dan terimprovisasi.

Oleh karena itu, yakinkan bahwa kita adalah orang-orang penting pada sistem kita masing-masing. Kehadiran kita dinantikan, keberadaan kita dapat meningkatkan semangat rekan-rekan kita dalam sistem, dan energi positif yang kita bawa dapat mempengaruhi sistem untuk berjalan sebagaimana mestinya. Sekali lagi, sedetik saja kita menghilang dan atau melanggar sistem itu, maka sistem akan berantakan. Apalagi dalam kondisi yang sangat penting, dan kita memegang peranan penting.

Kembali lagi, setiap pemimpin harus mampu malakukan pengawasan (contoroling) yang dilandasi kepedulian (care) yang tinggi. Karena salah satu kunci sukses ketaatan pada sistem dan prosedur adalah pengawasan yang optimal.

Dalam bukunya ”Half Full-Half Empty”, Parlindungan Marpaung mengungkapkan; ”Model pemimpin yang efektif adalah ketika untuk kali pertama ia menunjukkan keteladanannya melakukan seluruh sistem dan prosedur dengan baik. Dengan demikian, ia pun mampu dan ’berkuasa’ untuk melakukan pengawasan dengan optimal”

Selamat berkomitmen pada sistem!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar