Pernahkah Anda mengucapkan kata-kata ini; “ngga mungkin saya bisa menjadi seperti itu”, “saya tidak punya kemampuan untuk melakukan hal itu”, “lingkungan saya tidak mendukung”, atau “bisa sih, tapi sulit sepertinya”, pernahkah? Jika pernah, itu artinya Anda telah melakukan komunikasi negatif terhadap diri Anda sendiri, yang secara langsung maupun tidak lambat laun itu akan menghancurkan hidup Anda, akan menghambat kemajuan Anda.
Sebagian besar orang kalah dengan bayangan “takut gagal” dan “tidak mungkin” yang berasal dari dalam dirinya. Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa musuh terbersar yang harus mereka hadapi adalah diri mereka sendiri. Ya, musuh terbesar Anda adalah diri Anda sendiri! Jadi, kemana pun Anda pergi, dimana pun Anda ditempatkan, dan sejauh apa pun, Anda akan selalu diikuti oleh “musuh” Anda. Banyak orang yang berdalih bahwa lingkungannyalah yang membuat dia tidak berkembang, lingkungannya yang membuat dia stress, dan masih banyak lagi alasan yang sebenarnya merupakan usaha-usaha negatif untuk menutupi kekurangan atau kegagalan, yakni dengan meng”kambing-hitam”kan sesuatu. Padahal jika dicermati lebih lanjut, kemungkinan besar aspek penguasaan diri yang belum dimiliki atau belum berkembang secara optimal. “Penguasaan diri” atau “self regulation” atau sering disebut juga dengan “manajemen diri” merupakan salah satu aspek penting dalam kecerdasan emosional (EQ), yang harus dilatih sejak dini dan dalam waktu yang cukup panjang tentunya.
Seorang penulis besar menuliskan dalam bukunya; “Kamu adalah apa yang kamu pikirkan”. Dengan kata lain bisa diartikan ketika kita memikirkan suatu kegagalan, maka kita pasti akan gagal. Ketika kita berfikir tidak bisa, maka kita selamanya tidak akan pernah bisa. Begitu juga sebaliknya, ketika kita memikirkan keberhasilan maka kita akan mendapatkan keberhasilan itu. Ketika kita optimis untuk bisa, maka kita pasti akan bisa, dan ujung-ujungnya apa yang kita cita-citakan akan tercapai. Apalagi jika kita bisa menggambarkan secara jelas dan fokus dengan cita-cita atau tujuan atau keinginan apa yang ingin kita capai. Terkait hal ini, dalam pelatihan VISI (Veterinary Integrity and Skill Improvement) - IMAKAHI FKH IPB, pada tangal 16 Mei 2009, drh. Julian Noor (trainer motivasi SK3-Siapa kita, kemana kita?) menganalogikannya dengan sekilas cerita dari biografi mantan senator AS, Barrack Obama, yang kini telah menjadi orang nomor satu di AS, dan merupakan presiden pertama AS yang berkulit hitam. Dari biografi Obama, diceritakan oleh guru SD-nya, suatu ketika sang guru bertanya kepada Obama kecil tentang apa cita-citanya, ingin menjadi apa dia ketika besar nanti. Ketika itu Obama kecil dengan mantap menjawab; “Saya ingin menjadi presiden AS!” Saat itu dari ibunya Obama memang masih berwarga negara AS. Sang guru hanya tersenyum dan mungkin dalam hatinya pun menganggap remeh sebagai omongan anak kecil biasa. Setiap hari, setiap pulang sekolah, Obama kecil selalu menyempatkan diri untuk berdiri di depan cermin di kamarnya, dan mulai berpidato layaknya seorang presiden. Ketika itu tahun 70an dan presiden yang sering ia lihat di TV dan dia tiru gayanya tidak lain adalah presiden ke dua negara kita, Bp. Soeharto, alm. Obama fokus dan konsisten dengan tujuannya, dia berhasil mengalahkan dirinya sendiri, bahkan dia berhasil mengalahkan lingkungan yang meremehkan cita-citanya. Ketika banyak orang yang bilang bahwa dia memimpikan hal yang tidak mungkin, dengan tegas Obama mengatakan “Yes I can.., Yes I can.., Yes I can!”
Dalam sebuah kalimat bijak tertulis, “Siapa yang bisa menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota. Diri yang kita ‘bawa-bawa’ saat ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau menjadi lawan. Tergantung pilihan kita untuk menjalani hidup ini.”
Sebagian besar orang mencapai tujuan karena fokus dan keyakinan yang tinggi. Orang yang memiliki tujuan akan menebarkan energi yang mengundang orang lain untuk mewujudkannya. “Kamu adalah apa yang kamu pikirkan”, jadi berfikirlah hanya tentang keberhasilan, berfikir dan lakukanlah hal-hal besar dengan penuh keyakinan, dan selalu berfikir positif dalam segala hal. Kalahkan diri sendiri dengan menghilangkan fikiran-fikiran negatif yang dapat menghambat kemajuan, termasuk kata-kata negatif yang dapat melemahkan dan memadamkan semangat pergerakan kita. Mari kita ganti kata “masalah” dengan “tantangan”, ubah kata “tidak bisa” menjadi “belum bisa”, dsb. Bahkan kalau kita cermat, kata-kata yang sama jika diucapkan dengan susunan yang berbeda akan menimbulkan efek atau feedback yang juga berbeda, contohnya, “Sulit tapi bisa” jauh lebih baik daripada “Bisa tapi sulit”.
Kekuatan terbesar ada dalam diri kita sendiri, tinggal kita mau mengendalikan atau dikendalikan oleh kekuatan besar itu. Nasib kita tidak akan pernah berubah kecuali kita mau merubahnya. Oleh karena itu jangan pernah merasa cukup terampil, teruslah belajar dan teruslah berkarya. Ketika kita berhasil mengalahkan diri kita, maka jalan kita pun akan dimudahkan. Dalam menghadapi persaingan global saja misalnya, Drh. Wiwiek Bagja menegaskan kita tidak perlu terlalu khawatir akan masuknya dokter hewan asing ke Indonesia. Selama kita bisa meningkatkan kualitas kita sebagai calon dokter hewan, meningkatkan kemampuan kita baik kemampuan teknis maupun non teknis, dan selama kita yakin bisa bersaing, maka kita akan siap untuk bersaing!
Viva Vets!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar